A. Al-Quran Surah At-Tin:
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ ﴿١﴾ وَطُورِ سِينِينَ ﴿٢﴾ وَهَـٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ ﴿٣﴾ لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿٥﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ ﴿٦﴾ فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ ﴿٧﴾ أَلَيْسَ اللَّـهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ ﴿8﴾Artinya:1. Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.2. Demi gunung Sinai,3. Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.4. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,5. kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.7. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keteranganketerangan) itu?8. Bukankah Allah hakim yang paling adil?B. Makna Surah At-TinSetelah kalian mengetahui arti Q.S. at-Tin, menurut pendapatmu apa makna yang terkandung di dalam Surah tersebut? Makna yang dapat diambil dari Q.S. at Tin antara lain:1. Manusia merupakan makhluk terbaik yang dijadikan oleh Allah swt., baik jasmaniah maupun rohaniah.2. Jika manusia tidak beriman dan beramal saleh, maka manusia menjadi makhluk yang amat rendah.3. Manusia yang beriman dan beramal saleh akan mendapatpahala yang tiada putus-putusnya yaitu surga.4. Allah swt. merupakan hakim yang seadil-adilnya.[1]Dalam surat ini, untuk menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang terbaik,Allah SWT., bersumpah dengan beberapa kata. Pada ayat pertama, Allah bersumpah dengan kata lat-Tłnl dan ‘al-Zaitunî. Selain mengandung makna buah, para ułama berbeda pendapat tentang makna dua kata tersebut. Sebagian mereka berpendapat bahwa tat-Tłnt berarti sebuah Masjid yang teletak di Damaskus (Maroko sekarang), sebagian lagi berpendapat bahwa at-Tin berarti Masjid Ashab al-Kahfi, dan yang lainnya mengatakan lat-TinI berarti Mesjid Nabi Nuh a.s. Demikian pula kata al-Zaitun, para ułama berbeda pendapat tentang maknanya. Sebagian mereka mengatakan ‘al-Zaitunl adalah Bait al-Maqdis (Masjid al-Aqsha) di Yerusalem. Ayat kedua, Allah juga bersumpah dengan kata ‘Thurisina yang mengandung makna bukit Thursina/Sinai, yaitu tempat berdialognya Nabi Musa a.s. dengan Allah SWT. Dan pada ayat ketiga, Allah memakai kata al-Balad al-Amin yang artinya kota Mekah yang aman.Berangkat dari pendapat-pendapat di atas sebagian ułama menyimpulkan bahwa pada masing-masing tempat tersebut Allah mengutus nabi dan rasul yang termasuk golongan Ulul Azmi. at-Tin dan al-Zaitun adalah Bait al-Maqdis atau Masjid al-Aqsha, tempat dimana Allah mengutus Nabi Isa a.s., ‘Thurisina yaitu bukit Tursina, tempat dimana Nabi Musa a.s., berdialog dengan Allah, dan al-Balad al-Aminl yaitu kota Mekah, tempat dimana Nabi Muhammad SAW diutus. Dan dengan keistimewaan tempat tempat tersebut, Allah menggunakannya dalam bersumpah.Pada Ayat keempat, setelah bersumpah Allah SWT menegaskan bahwa la telah menciptakan manusia dalam bentuk atau performance yang terbaik, baik dari aspek rohani maupun aspek jasmani. Pada aspek rohani, manusia dianugerahkan jiwa dan akal untuk berfikir tentang tanda-tanda kekuasaanNya.[2]Anugerah akal tidak diberikan oleh Allah kepada makhlukNya yang lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan aspek jasmani, manusia diberikan susunan anatomi yang paling indah dan proporsional, mulai dari ujung rambut sampai telapak kaki. Namun apabila manusia tidak mentaati perintah Allah dan RasulNya, maka keistimewaan yang telah dianugerahkannya tidak akan membawa kemuliaan dan kebahagiaan baginya, bahkan akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka, sebagaimana dijelaskan pada ayat kelima.Selanjutnya pada ayat keenam dijelaskan bahwa untuk dapat selamat dari api neraka dan tetap bedahan sebagai makhluk Allah yang paling istimewa, manusia harus beriman dan beramal shaleh (berbuat kebaikan kepada sesama), dan merekalah orang-orang yang akan mendapatkan pahala (balasan) yang terus-menerus.Pada ayat ketujuh, Allah mempertanyakan bahwa apa yang menyebabkan manusia mendustakan dan tidak beriman terhadap pembalasan (perbuatan baik dan buruk) di hari akhir? Sementara ia mengetahuinya setelah Allah memberikan peringatanıringatan (ajaran agama). Dan pada ayat kedelapan Allah menegaskan bahwa la adalah seadil-adil Hakim yang memberikan ganjaran (surga atau neraka) sesuai dengan amal perbuatan manusia itu sendiri.[3]C. Kewajiban menuntut ilmuAgama Islam mewajibkan umatnya menuntut ilmu. Banyak hadis yang berisikan kewajiban menuntut ilmu. Hadis tersebut antara lain sebagai berikut.حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَArtinya: “Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi.” (IBNUMAJAH – 220)عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِArtinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya.” (MUSLIM: 4867)حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ الْعَتَكِيُّ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ الرَّازِيِّ عَنْ الرَّبِيعِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ كَانَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ ُArtinya: “Telah bercerita kepada kami Nahsr bin Ali dia berkata, telah bercerita kepada kami Khalid bin Yazid Al Ataki dari Abu Ja’far Ar Razi dari Ar Rabi’ bin Anas dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (TIRMIDZI: 2571)[4]Ilmu laksana pelita yang menerangi setiap kegelapan. Manusia tidak akan mampu melakukan apa pun tanpa memiliki ilmu atau mengetahui apa yang ia kerjakan. la hanya bisa meraba-raba dan menerka-nerka seperti orang yang berada dalam gelap gulita. Ilmu adalah penuntun manusia dalam mengarungi kehidupan ini. Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa Islam memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu. Dan menuntut ilmu disini mengandung makna yang sangat luas, yaitu mencari ilmu pengetahuan melalui proses belajar, baik secara mandiri atau otodidak maupun melalui bimbingan seorang guru. Belajar secara mandiri dapat dilakukan dengan membaca, mengamati dan mempelajari suatu ilmu tanpa bantuan seorang guru atau pengajar. Sedangkan belajar di bawah bimbingan guru, yaitu mempelajari suatu ilmu dengan bantuan orang yang ahli di bidangnya, seperti yang kita temukan di sekolah, di kampus, dan lembaga-lembaga pendidikan Iainnya.Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan, Islam memberikan apresiasi yang tinggi bagi orang Yang menuntuti lmu. Dalam Hadis di atas, setelah mewajibkan untuk menuntut ilmu, Rasulullah saw, mengabarkan berita gembira sebagai sebuah apresiasi atau penghargaan bagi penuntut ilmu bahwa semua (makhluk) bahkan sampai binatang binatang di lautan akan memohonkan ampun terhadap dosa orang-orang yang menuntut ilmu. Dalam Hadis Iain, Nabi saw menegaskan apresiasinya:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ.Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga“. (H.R. Muslim)Menuntuti lmu adalah pekerjaan yang sangat mulia di hadapan Allah SWT, karena dengan menuntut ilmu manusia dapat mengetahui segala hal termasuk mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah sehingga dengan begitu manusia dapat selalu dekat dengan Sang Maha Penciptanya. Oleh sebab itu, Hadis di atas menggambarkan bagaimana Allah sangat apresiatif kepada orang yang menuntut ilmu, yaitu Allah akan memudahkan jalan menuju surga baginya.[5]Dalam Al-Qur’an, tidak sedikit ayat yang menjelaskan tentang apresiasi Allah terhadap orang yang menuntut ilmu. Pada surat al-Mujadalah, ayat 11, Allah berfirman:يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌArtinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”[6]D. Iman kepada hari akhirIman kepada hari akhir merupakan sesuatu yang wajib kita percayai. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt. yang berbunyi sebagai berikut:وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّـهَ يَبْعَثُ مَن فِي الْقُبُورِ ﴿٧﴾
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (Q.S. al-Hajj/22: 7)Berdasarkan firman Allah swt. tersebut, bahwa hari kiamat pasti akan datang. Hanya waktunya kapan itu merupakan rahasia Allah dan tidak seorang pun yang mengetahuinya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam surah al-A‘raf ayat 187:يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ اللَّـهِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿١٨٧﴾
Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia.” (Q.S. al-A‘raf 7: 187)[7]Peristiwa kiamat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kiamat sugra dan kiamat kubra[8]:1. Kiamat sugra atau kiamat kecil, yaitu peristiwa rusaknya sebagian alam seperti matinya sebagian makhluk hidup, rusaknya lingkungan alam, gunung meletus, gempa bumi, dan lain-lain.2. Kiamat kubra atau kiamat besar, yaitu rusaknya seluruh alam semesta beserta isinya. Pada peristiwa itu tidak ada satu makhluk pun ciptaan Allah SWT. Yang tidak rusak atau hancur. Semua binasa dan berubah menjadi alam akhirat.Sebagaimana firman Allah swt. Dalam surah al-Haqqah ayat 13 – 15 yang berbunyi:فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ ﴿13﴾
وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً ﴿14﴾
فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ ﴿15﴾Artinya: “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat. (Q.S. al-Haqqah/69:13-15)Setelah malaikat meniup sangkakala, semua makhluk hidup mengalami ajalnya kecuali Allah swt. yang kekal selama-lamanya.Firman Allah swt.:السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولا ﴿18﴾Artinya: “Langit terbelah pada hari itu. Janji Allah pasti terlaksana. (Q.S. al-Muzzamil/73: 18)Dari ayat di atas diketahui bahwa langitpun mengalami pecah belah, dengan demikian seisinya pun mengalami kerusakan yang sangat parah. Rasulullah saw. menjelaskan mengenai kejadian kiamat sebagai berikut:أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطْوِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ ثُمَّ يَطْوِي الْأَرَضِينَ بِشِمَالِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَArtinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a, berkata: Rasulullah saw. bersabda bahwa pada hari kiamat Allah swt. melipat langit kemudian menggegamnya dengan tangan kanan lalu berfirman: Akulah raja! Dimanakah orang yang gagah perkasa? Di manakah orang yang menyombongkan diri? Kemudian Allah swt. melipat bumi dengan tangan kiri-Nya lalu berfirman: Akulah Raja! Di manakah orang gagah perkasa? Di manakah orang yang menyombongkan diri?” (H.R. Al-Bukhari/6863; Muslim/4995).Dari hadits Rasulullah saw. di atas kita mengetahui betapa kecilnya manusia-manusia yang ketika di dunia mengaku perkasadan bersikap sombong akhirnya menemui siapa yang sesungguhnya perkasa dan berhak sombong yaitu Allah swt. [9]E. Qanaah dan Tasamuh1. Qanaaha. Pengertian qanaahQanaah menurut bahasa artinya merasa cukup. Sedangkan menurut istilah artinya merasa cukup atas pemberian dari Allah swt. setelah berusaha dan berdoa. Jika merasa qanaah kita akan selalu bisa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah swt. Orang yang qanaah akan dikarunai batin yang tentram dan selalu berpikir positif. Bagi mereka, ukuran kekayaan tidak ditentukan oleh seberapa banyak harta yang dipunyai. Akan tetapi lebih pada bentuk rasa bersyukur atas apapun pemberian Allah swt. Kaya harta bukan utama, tapi kaya hati adalah segalanya.Sabda Rasulullah SAW.:حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنْ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِArtinya:: “Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az Zinad dari Abdurrahman Al A’raj dari Abu Hurairah dan sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, beliau bersabda: “Kekayaan itu bukanlah diukur dari banyaknya harta benda akan tetapi pada hakekatnya kekayaan itu adalah kekayaan hati” (AHMAD – 7015)Dari hadis di atas secara jelas diketahui bahwa ukuran kebahagiaan bukanlah ditentukan oleh jumlah kekayaan yang dipunyai oleh seorang manusia lebih pada kelapangan hati dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt. [10]Sabda Rasulullah saw.:أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ أَخْبَرَهُ : أَنَّ أُنَاسًا مِنْ الْأَنْصَارِ سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَسْأَلْهُ أَحَدٌ مِنْهُمْ إِلَّا أَعْطَاهُ حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُمْ حِينَ نَفِدَ كُلُّ شَيْءٍ أَنْفَقَ بِيَدَيْهِ مَا يَكُنْ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لَا أَدَّخِرْهُ عَنْكُمْ وَإِنَّهُ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِArtinya:: “Bahwa Abu Sa’id Al Khudri telah mengabarkan kepada mereka bahwa beberapa kaum Anshar meminta (sedekah) kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidaklah salah seorang dari mereka meminta melainkan beliau akan memberinya, hingga habislah apa yang ada pada beliau. Ketika apa yang ada pada beliau telah habis (diinfaqkan), beliau bersabda kepada mereka: “Jika kami memiliki kebaikan, maka kami tidak akan menyimpannya dari kalian semua, namun barangsiapa merasa cukup maka Allah akan mencukupkan baginya, barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya sabar dan barangsiapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik baik dan lebih lapang dari kesabaran.” “(BUKHARI – 5989)[11]b. Contoh perilaku QanaahContoh yang pas untuk menggambarkan orang yang memiliki sifat qanaah adalah pribadi Rasulullah saw. sendiri. Beliau adalah seorang utusan Allah yang bergelar Rasulullah dan Khatamun nabiyyin, sekaligus pemimpin pemerintahan dalam urusan duniawi. Namun demikian, beliau takjarang mengalami kekurangan.[12]Tak jarang beliau siang hari hanya menyantap sebutir atau dua butir korma, namun beliau tak pemah merasa kekurangan. Takjarang beliau memperbaiki sendiri alas kaki atau menjahit pakaiannya yang robek, padahal kalau beliau mau menggunakan pendekatan kekuasaan, beliau bisa menumpuk berapapun harta yang beliau mau, sebab beliau adalah pemimpin negara. Namun beliau tidak membutuhkan semua itu. Beliau merasa sudah cukup dengan apa yang ada di tangan beliau. Sebagian besar waktu beliau dihabiskan untuk berjuang menegakkan Islam.Keteladanan Rasulullah saw. ini juga diikuti para sahabat, contohnyaAbu Bakar Ash-Shidiq dan Utsman bin Affan. Mereka berdua ini adalah para saudagar kaya raya. Namun hati mereka tidak dikuasai oleh harta benda yang mereka miliki. Mereka dengan ikhlas menyumbangkan sebagian besar harta yang mereka miliki untuk perjuangan Islam. Mereka merasa bahagia kalau hartanya itu bermanfaat untuk menegakkan ajaran Islam.Keagungan pribadi Rasulullah dan para sahabat inilah yang harus kita teladani agar kita dapat memiliki sifat qanaah, karena dengan memiliki sifat qanaah, kita akan bahagia di dunia dan di akherat.[13]c. Membiasakan sikap qanaah.Memang tidak mudah untuk memiliki sifat qanaah. Namun jika kita memiliki kemauan untuk membiasakan diri, maka kitapun akan mampu menjadikan sifat ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sehari-hari . Biasakanlah jika kamu mendapatkan kenikmatan, kamu mensyukurinya. Kalau suatu ketika kamu menginginkan sesuatu, yang kamu dapatkan tidak sesuai yang kamu inginkan, terimalah dengan lapang dada dan penuh keikhlasan serta rasa syukur yang mendalam. Lebih rincinya membiasakan sikap qanaah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :1) Merasa cukup berapapun rezeki yang didapatkan dari Allah SWT.2) Senantiasa berpikir positif, berapapun rezeki yang dia dapatkan, itulah yang terbaik baginya, karena harta yang melimpah belum tentu mendatangkan kebaikan baginya, sebaliknya, harta yang pas-pasan kadang justru yang terbaik baginya3) Tidak pernah frustasi untuk selalu ikhtiar guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik.4) Menerima dengan ikhlas semua ujian yang diberikan Allah SWT.5) Tidak membelanjakan dengan boros uang yang ia miliki.[14]2. Tasamuha. Pengertian tasamuhTasamuh menurut artinya adalah tenggang rasa. Sedangkan menurut istilah artinya adalah saling menghormati dan meng-hargai antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam segala bentuknya, manusia selalu membutuhkan keberadaan manusia lain untuk memenuhi keperluan hidupnya.Dalam kehidupan sehari-hari, baik atau tidaknya kualitas hidup kita sangat ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila kita selalu berperilaku terpuji, maka akan terpancar kualitas yang baik dari diri kita. Demikian juga sebaliknya, apabila kita hanya berbuat kejahatan, maka kita pun akan dikenal sebagai orang yang tidak baik.Ketika bergaul dengan orang lain, dapat timbul permasalahan dalam segala bentuknya. Sifat orang yang berbeda-beda dapat menimbulkan benturan-benturan kepentingan. Akibatnya, bisa mengganggu hubungan kita dengan orang lain.Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang lebih besar, sifat tasamuh atau tenggang rasa sangat diperlukan. Apabila kita mempunyai sifat tenggang rasa, maka kita tidak akan mengedepankan emosi dalam menyelesaikan persoalan. Orang dengan sifat tasamuh akan mempunyai hati yang lembut dan penuh pengertian. Rasulullah saw. bersabda:حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًArtinya: “Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya berkata; ‘Aku membaca Hadits Malik dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah saling memarahi, saling mendengki, saling membelakangi, tetapi jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (MUSLIM – 4641)Dalam hadis tersebut Rasulullah saw. menyerukan tentang pentingnya hidup berdampingan secara rukun layaknya saudara. Dengan bersikap tasamuh maka kita akan mempunyai teman dan saudara yang banyak. Karena orang dengan jiwa tasamuh akan senantiasa memancarkan pesona teduh dan jauh dari kesan-kesan jahat.[15]b. Arti Pentingnya Tasamuh.Sikap tasammuh atau toloransi akan bordampak positif bagi hubungan antar beragama. Sisi positifnya antara Iain:1) Akan terhindar dari rasa saling curiga mencurigai;2) Akan terhindar konflik antar umat beragama.3) Akan memperkuat jalinan sosial.4) Akan terbina perdamaian dan ketenteraman[16]c. Membiasakan diri Bersikap TasamuhMengingat pentingnya sikap toleransi ini, kita harus membiasakan diri dengan sikap ini. Toleransi itu ada dua hal, pertama yaitu toleran dengan sesama muslim yang berbeda pendapat. Bentuk toleransi disini, kita membiasakan diri menghargai pendapat orang Iain yang berbeda dengan pendapat kita. Kita tidak perlu perang urat syaraf dengan orang yang memiliki pendapat yang kita anggap salah. Kita berdo’a kepada Allah saja mudah mudahan yang salah segera mendapat hidayah. Dengan cara seperti ini, akan dapat dihindari permusuhan dan pertikaian.Toleransi yang kedua dengan pemeluk agama Iain. Bentuk toleransi yang perlu kita biasakan ialah kita tidak menghalang-halangi orang Iain yang ingin melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya[17]d. Fungsi TasamuhSegala sesuatu yang bersumber dari ajaran agama mengandung kebaikan atau hikmah maupun fungsi. Sabda Rasulullah saw.:
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda: Siapa yangmembantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat.” (H.R. Muslim/4867)Hadis di atas menerangkan bahwa apabila kita ingin meng-hilangkan kesulitan yang dihadapi, hendaknya kita melakukan sesuatu yang bisa menghilangkan kesulitan orang lain terlebih dahulu. Apabila ingin memudahkan semua urusan kita, maka kita harus memudahkan urusan yang dihadapi orang lain terlebih dahulu.[18]F. Aqiqah dan Kurban1. Aqiqaha. Pengertian aqiqahAqiqah adalah menyembelih kambing dan daging hasil penyembelihan itu disedekahkan kepada orang Iain sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWTatas kelahiran seorang anak di keluarga Muslim.Bagi seorang muslim yang baru saja melihat kelahiran anaknya, tentumerasakan sebuah kegembiraan yang tiada terhingga. Karena anak adalah mutiarayang sangat berharga. Anak adalah obat duka yang tak ada bandingannya.Sehingga di dalam agama Islam kegembiraan tersebut perlu diwujudkan dalambentuk sedekah untukb erbagi kebahagiaan sebagai rasa syukur kepada SangKhaliq. Karena Dialah yang menitipkan mutiara tersebut kepada kita sebagaiamanah yang harus dijaga dan dipelihara.[19]Anak yang baru lahir tersebut sepantasnya diberi nama yang baik, karena nama yang disandangnya merupakan doa untuknya. Nama-nama yang baiktersebut antara Iain diambil dari nama – nama Nabi dan Rasul serta orang-orangsaleh dengan harapan semoga anak kelak dapat mengikuti jalan hidup terpujiyang telah ditempuh oleh orang -orang saleh sebelumnya, karena kehidupan duniaibarat mata rantai yang tiada putusnya, setelah generasi dahulu akan munculgenerasi berikutnya yang akan menggantikan kedudukannya.Di samping memberi nama yang baik, kitajuga mengungkapkan rasa syukurdengan melakukan aqiqah, dengan ketentuan, jika anak yang baru dilahirkantersebut perempuan maka dianjurkan untuk menyembelih 1 ekor kambing, danjika laki-laki maka kambing yang disembelih berjumlah 2 ekor.Rasulullah SAW. bersabda :حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّىArtinya : “Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu ‘Arubah dari Qatadah dari Al Hasan dari Samrah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama.”(IBNUMAJAH-3156)[20]b. Hukum aqiqahHukum aqiqah adalah sunnah mutakkadah bagi orangtua anak. Karena demikian kuat penganjurannya maka sebisa mungkin aqiqah dilaksanakan, kecuali jika muslim tersebut tidak mampu. Karena Allah SWT tidak mungkin membebani kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dipikulnya.c. Syarat AqiqahAdapun syarat tersebut adalah sebagai berikut:1) Hewan yang disembelih adalah kambing atau domba.2) Hewan yang disembelih harus dalam keadaan sehat dan usianya sudah memenuhi syarat untuk aqiqah3) Daging hewan aqiqah lebih dianjurkan dimasak terlebih dahulu4) Sebagian daging hewan aqiqah disedekahkan, sebagian lagi boleh dimakan oleh keluarga yang melaksanakan aqiqah .d. Fungsi AqiqahAqiqah memiliki fungsi sebagai berikut:1) Perwujudan ungkapan syukur kepada Allah SWT.2) Untuk mengikuti Sunnah Rasul.3) Memupuk rasa solidaritas sesama Muslim, dan menekan keegoan yang pada awalnya menjadj sifats eseorang .4) Sedekah (melalui aqiqah) merupakan sarana untuk meraih ridha Allah SWT.5) Melaksanakan aqiqah secara tidak langsung juga menjalin tali persaudaraan dengan tetangga terdekat, saudara dan fakir miskin.[21]2. Kurbana. Definisi QurbanQurban adalah menyembelih binatang ternak pada tanggal 10 Zulhijjah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT Ibadah qurban adalah salah satu dari sekian banyak ibadah yang erat kaitannya dengan sosial kemasyarakatan,k arena pelaksanaan penyembelihan binatang qurban setelah menunaikan salat Idul Adha utamanya diberikan kepada kaum dhulafa, anak yatim dan fakir miskin. Ibadah qurban merupakan cermin kepatuha hamba kepada Penciptanya.[22]b. Syarat Pelaksanaan Qurban.Adapun syarat – syarat pelaksanaan qurban adalah sebagai berikut :1) Hewan qurban diperoleh dengan cara halal, tidak berhutang,2) Hewan qurban adalah binatang ternak, seperti : kambing, domba, sapi, kebau atau unta.3) Hewan qurban adalah hewan yang sempurna anggota tubuhnya, tdk cacat.4) Hewan qurban telah cukup umur ( yaitu kambing berumur 2 tahun, domba berumur 1 tahun, sapi dan kerbau berumur 2 tahun dan unta berumur 1 tahun)5) Orang yang berkurban adalah orang merdeka, baligh dan berakal.6) Hewan disembelih pada waktu yang ditentukan yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijjah.c. Fungsi QurbanAdapun fungsi qurban adalah sebagai berikut:1) Sebagai cermin kepatuhan seorang hamba kepada Penciptanya.2) Memberi kegembiraan di hati kaum dhu lafa, anak yatim dan fakir miskin.3) Melatih sikap solidaritas antara sesama muslim4) Melatih jiwa pengorbanan.5) Melatih sikap kepekaan sosial terhadap orang yang lebih membutuhkan uluran tangan kita.[23]d. Cara penyembelihan hewan aqiqah dan qurban adalah sebagai berikut:1) Berniat menyembelih hewan qurban atau aqiqah karena Allah SWT2) Mempersiapkan pisau atau alat pemotong Iainnya yang benar- benar tajam3) Mengikat dengan kuat dan menghadapkan hewan qurban menghadap kiblat.4) Membaca basmalah5) Membaca salawat kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarganya.6) Membaca takbir.7) Memotong hewan aqiqah atau qurban sampai putus urat lehernya8) Membaca doa agar qurban diterima Allah SWT.[24]G. Haji dan Umroh1. Hajia. Pengertian HajiHaji adalah mengunjungi Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan ibadah dengan syarat dan rukun tertentu. Setiap muslim yang mampu, berkewajiban menunaikan ibadah haji satu kali dalam hidupnya. Adapun selebihnya hukumnya sunah. Perintah tentang haji tersebut terdapat dalam surah ali-Imron: 97وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚArtinya :“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allahadalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. “ (Q.S. ali-Imran/3:97)[25]Melaksanakan Ibadah haji dan umrah dapat dilaksanakan dengan tiga cara yaitu:1) Haji Ifrad, melaksanakan ibadah haji dan umrah secara terpisah dalam bulan haji yang sama. Pelaksanaan haji dilakukan tertebih dahulu, kemudian baru melaksanakan umrah2) Haji Tamattu’, adalah kebalikan dan Haji Ifrad yaitu melaksanakan umrah tedebih dahulu kemudian melakukan haji di bulan yang sama. Pelaksanaan haji seperti ini menyebabkan harus membayar Dam (denda).3) Haji Qiran, rnelaksanakan haji dan umrah secara bersamaan. Pelaksanaan haji sepetti ini juga menyebabkan harus membayar Dam (denda).[26]b. Syarat HajiAda beberapa syarat, jika seseorang akan menunaikan ibadah haji, yaitu,1) beragama islam2) sehat jasmani dan rohani3) sudah balig4) bukan merupakan budak ( orang merdeka )5) orang yang mampu, yang meliputi :a) Memiliki bekal yang cukup, artinya harta yang dimiliki cukup untuk membayar ongkos naik haji (ONH) dan cukup untuk bekal selama mengerjakan haji serta cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang ditinggalkanb) Ada kendaraan, artinya ada alat transportasi yang dapat mengangkut ke Baitullahc) Aman, artinya di dalam melaksanakan ibadah haji dijamin kesehatan harta dan jiwanya, tidak terjadi perang, kerusuhan dan sebaginya.d) Bagi wanita hendaknya disertai mahramnya.[27]c. Rukun HajiRukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji, dan tidak dapat diganti dengan membayar denda (dam). Jika orang meninggalkan salah satu rukun haji, maka hajinya tidak sah. Rukun haji ada 6 macam sebagai berikut:1) Memakai ihram dan niat hajiIhram adalah memakai pakaian berwarna putih yang tidak berjahit. Sebelum memakai pakaian ihram terlebih dahulu mandi jinabat. Setelah memakai pakaian ihram dilanjutkan salat 2 rakaat di mikat kemudian niat haji, dengan lafalلبيك اللهم حجاArtinya : “Aku sambut panggilanmu, ya Allah untuk berhaji.”2) Wukuf di Padang ArafWukuf artinya hadir di Padang Arafah. Wukuf pada waktu zuhur, dimulai sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar sidik tanggal 10 Zulhijah.Wukuf dilakukan setelah khotbah dan salat jamak qasar takdim zuhur dan asyar berjamaah. Wukuf dapat dilakukan berjamaah atau sendiri dengan memperbanyak zikir, istigfar, dan doa. Waktu wukuf tidak disyaratkan harus suci dari hadas besar atau kecil.3) TawafTawaf adalah mengeliligi ka’bah tujuh kali putaran. Tawaf. dimulai dari Hajar Aswat dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri orang yang .tawaf. Orang yang tawaf. harus menutup aurat dan suci dari hadas dan najis. Ada beberapa macam tawaf,. sebagai berikut:a) Tawaf. qudum, yaitu tawaf. yang dilakukan ketika baru datang di Mekah.b) Tawaf. ifadah, yaitu tawaf. yang dilakukan karena melaksana-kan rukun haji.c) Tawaf. tahallul, yaitu tawaf. yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang diharamkan sebab ihram.d) Tawaf. nazar, yaitu tawaf. yang dilakukan karena nazar.e) Tawaf. sunah, yaitu tawaf. yang dilakukan untuk mencari keutamaan ibadah.f) Tawaf. wada’, yaitu tawaf. yang dilakukan karena meninggal-kan Mekah4) Sa’iSa’i adalah lari-lari kecil di antara bukit Safa. dan Marwah. Sa’i dimulai dari Bukit Safa. dan diakhiri di bukit Marwah. Sa’i dilakukan 7 kali bolak-balik dan dikerjakan setelah tawaf.5) Menggunting (mencukur) rambutWaktu mencukur setelah melempar jumrah aqabah pada hari mahar bila mempunyai kurban, mencukur setelah menyembelih hewan, mencukur minimal 3 helai rambut.6) Tertib7) Menertibkan rukun-rukun tersebut artinya harus berurutan dimulai dari niat (ihram) wukuf, tawaf, sa’i dan menggunting rambut.[28]d. Wajib HajiWajib haji adalah ketentuan-ketentuan baik perbuatan maupun perkataan yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji. Apabila wajib haji dilanggar, hajinya tetap sah, tetapi wajib membayar dam, meliputi :1) Ihram dari miqat.dengan mengucapkanلبيك اللهم حجاArtinya: “Ku penuhi ya Allah panggilan-Mu untuk berhaji”2) Mabit di MusdalifahMabit dilaksanakan dengan cara berhenti sejenak dalam kendaraan atau turun dari kendaraan. Pada saat mabit dipergunakan untuk mencari kerikil sebanyak 49 atau 70 butir atau 7 butir untuk melempar jumrah akabah. Jama’ah haji yang tidak mabit di Musdalifah wajib membayar dam yaitu menyembelih seekor kambing, jika tidak mampu, berpuasa 10 hari yaitu 3 hari ditanah suci dan 7 hari di tanah air.3) Melontar JumrahJama’ah haji yang tidak melontar jumrah selama 3 hari wajib membayar dam dan jika meninggalkan sebagian lontaran maka harus membayar fidyah. Pembayaran dam yaitu dengan menyembelih seekor kambing, jika tak mampu menyembelih kambing diganti puasa 10 hari, jika puasa tak mampu diganti dengan memberi makan kepada beberapa fakir miskin yang nilainya sama dengan harga satu ekor kambing.Waktu melontar jumrah Pada tanggal 10 Zulhijah yang dilontar hanya jumrah akabah saja, dimulai tengah malam sampai terbenam matahari Pada hari-hari tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah yang dilontar ketiga-tiganya yaitu, jumrah ula, wusta dan akabah.Cara melontar jumrah Melontar masing-masing 7 kerikil dengan tujuh kali lontaran. Jama’ah haji yang melaksanakan nafar awal melontar jumrah dengan 49 butir, yaitu 7 butir untuk jumrah akabah pada tanggal 10 dzulhijah dan masing-masing 7 butir untuk jumrah ula, wusta dan akabah pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah, sedangkan bagi jama’ah haji yang melaksanakan nafar sani melontar jumrah dengan 70 butir, karena di tambah lagi masing-masing 7 butir untuk jumrah ula, wusta dan akabah pada tanggal 13 Zulhijah.4) Mabit di minaMabit di mina hukumnya wajib, jika tidak mabit maka harus membayar dam.5) Meninggalkan larangan-larangan ihram.Larangan-larangan itu adalah :a) bagi pria dilarang,(1) memakai pakaian berjahit(2) memakai sepatu menutupi mata kaki(3) memakai penutup kepala yang melekat, jika tidak melekat hukumnya boleh, contohnya payungb) bagi wanita dilarang :(1) berkaus tangan(2) menutup mukac) bagi pria dan wanita dilarang :(1) memakai wangi-wangian(2) memotong kuku, bulu dan rambut(3) memburu /membunuh binatang(4) kawin, mengawinkan atau meminang(5) bercumbu atau bersetubuh(6) mencaci, bertengkar(7) memotong pepohonan di tanah haram[29]2. Umraha. Definisi UmrahUmrah menurut bahasa adalah berkunjung atau berziarah. Umrah menurut istilah adalah berkunjung ke Baitullah dengan memenuhi wajib dan rukun tertentu pada waktu kapanpun kecuali pada hari arafah, Idul Adha dan I hari Tasyriq.[30]b. Hukum UmrahHukum umrah adalah Sunnah Muakkadah. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. ketika ditanya apakah Umrah wajib? Maka beliau menjawab, Artinya : Hadis jabir berkata, bersabda rasululullah SA W : ‘Tidak, tapi jika kamu melakukan umrah itu lebih baik” (H.R. Ahmad dan Tirmizi) .c. Waktu UmrahMelaksanakan ibadah umrah disunnahkan pada bulan Ramadhan. Melaksanakan ibadah umrah dibolehkan pada waktu kapan saja sepanjang tahun, kecuali pada waktu-waktu tertentu yaitu sebagai beriku:1) Hari Raya Idul Fitri (10 Zulhijjah)2) Hari Tasyriq,(ll, 12, dan 13 Zulhijjah)3) Hari Arafah ( 9 Zulhijjah )d. Rukun UmrahRukun Umrah adalah sebagai berikut :1) Ihram disertai niat umrah .2) Tawaf (7 kali putaran)3) Sai4) Tahalul5) Tertib6) Wajib Umrah.[31]e. Wajib umrah adalah sebagai berikut:1) Ihram di Miqat.Bagi orang yang telah berada di Tanah Haram (Mekah), jika hendak melakukan umrah harus keluar dari tanah Haram ke tanah Halal. Tanah Halal yang biasa digunakan untuk mulai ihram adalah: Ji’ranah dan Tan’im. Sementara bagi Yang datang dari luar tanah Haram, dapat memulai ihram pada tempat-tempat yang sama sepeti di dalam ibadah haji. Sementara miqat zamani boleh sepanjang tahun.2) Menjauhkan diri dari hal – hal yang dilarang seperti larangan dalam ibadah haji. Orang yang akan melaksanakam umrah terlebih dulu membersihkan diri dan bersuci, kemudian memakai pakaian ihram , salat dua rakaat, dan berniat umrah . Selanjutnya pergilah menuju Mekah. Setelah tiba di Mekah, lakukan tawaf sebanyak 7 kali putaran. Setelah selesai tawaf salatlah dua rakaat dan laksanakan sali dengan berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwa. Kemudian dilanjutkan dengan menggunting rambut.[32]